Sebagai manusia yang tinggal di
kota besar, tingkat stress tentu ikut besar. Tidak hanya pekerja kantoran, kini
pelajar sekolah juga mengalami tensi tinggi dalam hidupnya. Untungnya, ada blog. Blog atau
diary ini diperlukan sebagian dari kita yang butuh pelampiasan atas apa yang
tidak bisa kita atasi di dunia. Cukup dengan bercerita kepada komputer, emosi
tersalurkan tanpa harus memperlihatkannya secara frontal kepada orang sekitar.
Well, ternyata dunia blogging
berbeda kenyataannya dengan coretan di buku diary. Di dunia blogging, orang
bisa melihat apa yang kita tulis, tidak seperti diary. Blog ini seperti diary berjalan, etalase kehidupan kita, yang dengan sukarela kita perlihatkan pada orang lain. Lama kelamaan orang
berinteraksi melalui blog, saling berbalas komentar dan tidak jarang berakhir
dengan kopi darat.
Orang yang butuh curhat itu pasti
butuh perhatian, selain butuh pelarian. Blog bisa menyeimbangkan dunia, membuat
orang tetap bisa menjadi dirinya sendiri meskipun di dunia maya karena memang
tidak semua hal di dunia ini yang bisa kita ubah.
Tidak semua orang jago menulis
dan merangkai kata, maka dibuatlah twitter. Di twitter, kita berbicara dibatasi 140
karakter saja. Tidak perlu jago menulis, tidak perlu embel-embel tanda baca, tidak perlu repot-repot untuk curhat.
Di twitter, ekspresi makin lepas
karena memang mudah menggunakannya. Anda akan dicap aneh jika sering update
status di facebook, namun tidak di twitter. Previledge tersebut nyatanya
kebablasan. Terlalu banyak orang yang nge-twit seperti sedang meracau, seperti
sedang mabuk sehingga linimasa kita dipenuhi celotehan tidak bergunanya. Ada
juga kita melihat orang pamer di twitter. Sedang dimana, makan apa, bersama
siapa. Sungguh informasi-informasi yang tidak semuanya kita ingin lihat.
Belum lagi kalau kita di-follow
orang yang tidak kita kenal, lalu orang yang tidak kita kenal itu kerap mention
hal-hal yang mengganggu dan sok akrab. Dan orang-orang itu kadang minta "folbek dong!" Kita juga tidak bisa menolak
fakta bahwa orang-orang yang ada di akun twitter kita adalah orang-orang yang
berbeda. Berbeda profesi, berbeda pemikiran,
berbeda prinsip, berbeda tim sepak bola favorit, dan lainnya.
Perbedaan-perbedaan itu memang sepantasnya rentan menimbulkan gesekan.
Kita jadi dituntut menjaga sikap
di twitter, apalagi jika follower banyak atau salah satu follower kita adalah
orang-orang dekat. Gak mungkin kita ngetwit “T*I KUCING!!” jika ada tante kita
di daftar follower. Tidak mungkin pula kita ngetwit untuk mencela boyband
tertentu karena penggemar mereka pasti akan marah. Ini menyimpulkan bahwa twitter sudah
terlalu mainstream, twitter mulai sesak dan ter-facebook.
Mulailah orang berpindah ke PATH.
Lagi-lagi Android dan Apple yang menginisiasi media hipster untuk kalangan yang
sudah lelah dengan media mainstream ini. Dari
yang saya dengar dari teman, Path lebih eksklusif karena jumlah teman dibatasi
150 orang saja.
Setelah bangga dengan banyaknya jumlah follower di twitter dan teman di facebook, lama kelamaan orang menyadari
bahwa sebenarnya dia hanya butuh segelintir orang saja dalam hidupnya, bukan lagi banyak
orang. Dunia yang terlalu bising bisa jadi membuat orang tidak nyaman. Setelah puas berekspresi dan hasrat pamer tersalurkan, lama kelamaan orang bisa menjadi bosan. Bosan ngetop, bosan ditanya tiap update status, bosan ditanya tiap upload foto, bosan-bosan lainnya.
Keberadaan Path, juga Instagram, media sosial berbasis gadget menunjukkan bahwa manusia ternyata bisa juga mengalami kelelahan menjadi populer. Popularitas juga bisa memiliki ekuilibrium, dimana jika sudah melewati ambang batas, popularitas itu berubah menjadi sesuatu yang memuakkan. Meski demikian, kelelahan populer ini tidak mutlak, kadang orang masih merasa perlu untuk berekspresi, tapi hanya kepada segelintir orang yang dipilihnya saja. Pengen pamer, tapi lebih malu-malu. Mungkin begitu.
Akan tetapi, ternyata tidak selalu Path atau Instagram menjadi sarana orang untuk mengurangi eksistensi. Ada beberapa yang mengkoneksi seluruh media sosialnya. Facebook, twitter, foursquare, path, line, instagramnya semua tersambung. Update satu, update semua.
Wah, kalo yang seperti ini saya juga bingung menjelaskannya.. :)