Selasa, 27 September 2016

Istilah-Istilah Kantoran Yang Kedengeran Keren, Padahal...

Waktu baru pertama kali kerja, mungkin lo akan mendengar istilah-istilah bahasa Inggris yang disingkat. Awalnya bikin bingung, dan kedengerannya intelek. Padahal begitu paham maksudnya, ternyata gak jauh beda dengan apa yang dilakukan sehari-hari di luar kantor. Banyak banget istilah-istilah itu, gue pilih yang paling sering dihadapi:

Concall
Concall kependekan dari conference call. Concall ini gak lain adalah menelpon. Kegiatannya persis seperti orang yang saling bertelepon. Bedanya, concall memakai fasilitas speaker dan pembicaraan dilakukan oleh lebih dari dua orang. Pihak-pihak yang berkepentingan punya masing-masing topik yang mereka bicarakan kepada orang yang dituju. Gak semua orang mendominasi pembicaraan, karena biasanya si atasan lah yang pegang kendali. Yang masih kacung kupret sih biasanya kebagian jatah nyatet aja,

Dalam lingkup yang lebih canggih, concall bisa juga melibatkan beberapa pihak sekaligus di beberapa tempat. Misal, yang menelpon dari Jakarta, lalu pihak yang ditelpon ada yang di Amerika Serikat, Jepang dan Inggris. Selain menggunakan sarana telepon biasa, sekarang banyak kantor yang sudah menggunakan teknologi-teknologi lebih canggih misalnya dengan video call atau chat via masing-masing perangkat komputer, yang semodel webinar gitu lah.

Recon
Recon kependekan dari reconciliation, atau rekonsiliasi. Ngapain nih? Biasanya istilah ini dipakai oleh orang-orang dari divisi finance, accounting, pajak, atau mereka yang sehari-hari berhubungan dengan angka-angka. Recon perlu dilakukan apabila saat kita bekerja, terdapat selisih angka yang perlu dicari tahu sebabnya. Karena dalam dunia akuntansi, selisih sedikit rupiah aja harus ditelusuri. Bukan hanya ditelusuri, tapi juga dicari dokumen pendukungnya dan dimintai penjelasannya.

Siapa suruh jadi akuntan? :P

Meeting
Mungkin ini istilah yang gak asing. Meeting, atau rapat, atau pertemuan, memang penting dilakukan supaya kita tahu apa yang menjadi tugas kita dalam suatu pekerjaan atau proyek.

Dalam meeting ini sangat penting bagi seseorang untuk proaktif, tapi tanpa banyak mengajukan pertanyaan yang terlalu elementer. Kadang-kadang, meeting ini menjadi sarana bagi para penjual untuk 'menjual' sebaik mungkin barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaannya. Kesuksesan penjualan banyak berawal dari kesuksesan meeting

Pembahasan yang dilakukan dalam meeting ini biasanya menyentuh hal-hal yang umum saja, kecuali kalau yang judulnya annual meeting atau cordination meeting yang memang pembahasannya amat mendetil, dan memakan waktu berhari-hari. 

Ketika meeting, kemampuan berdiplomasi memegang peranan penting, banhak tidak jarang kemampuan untuk berdebat demi mempertahankan posisi dan pendapat. Ada beberapa orang yang saya kenal amat lihai dan liat ketika meeting, tapi kurang rapi dalam bekerja. The meeting specialist.

Discuss
Discuss, ya diskusi. Intinya, jika ada suatu pekerjaan yang kita rasa mentok, harus didiskusikan dengan tim atau dengan atasan. Diskusi sifatnya lebih iinformal daripada meeting, dan yang dibahas pun hal-hal yang lebih teknikal dan kongkrit. Diskusi ini biasanya juga dilakukan oleh sedikit orang saja, dan yang perlu saja.

Review
Review artinya memeriksa. Mengecek. Sama kaya kita di sekolah dulu, PR kita akan diperiksa oleh guru atau dosen. Ketika bekerja, hasil kerja kita akan di-review oleh atasan. 

Proses review ini tidak jarang menentukan kapabilitas si atasan, apakah ia menguasai bidangnya secara menyeluruh atau tidak. Jika si atasan tidak menguasai teknis secara mendalam, dia bisa saja dikadalin sama anak buahnya, dan hasil kerjanya tentu tidak maksimal.

Ada pula tipe atasan yang malas me-review. Jurus andalannya adalah dengan bilang ke bawahan "Gue percaya sama lo ya. Ini lo udah yakin kan gak ada yang salah?"

Follow up
Follow up ini maksudnya adalah memantau tahapan pekerjaan agar sesuai dengan target dan tenggat waktu yang ditentukan. Dalam melakukan follow up, kita memang harus rajin dan aktif, karena bisa jadi orang yang kita follow up itu memang lupa atau sengaja tidak mengerjakan yang kita minta. Boleh jadi, mereka merasa hal ini bukanlah tanggung jawabnya.

Follow up boleh jadi merupakan pekerjaan yang paling tidak menyenangkan. Kita harus memantau, mendengarkan keluhan orang lain, sampai dibohongi orang lain. Mereka akan bilang entar besok entar besok, dengan alasan sedang banyak pekerjaan. Biasanya, kalau kita mentok dengan keadaan seperti ini, menghubungi atasannya adalah cara terakhir yang bisa kita lakukan.

Appraisal
Inilah yang ditunggu-tunggu karyawan. Saat nasib si karyawan ditentukan oleh atasan, nasib atasan ditentukan oleh atasannya atasan, dan seterusnya hingga ke pemilik atau pemegang saham. Sistem kapitalisme ya memang begitu, menggunakan performance appraisal untuk mengukur kinerja karyawan, dan menjadi dasar untuk menentukan kenaikan gaji atau jumlah bonus yang diberikan.

Karena urusannya berkaitan dengan duit, biasanya hal-hal seperti ini menjadi topik sensitif. Namanya juga perusahaan, sudah pasti lebih mementingkan profit, dan karena itulah mereka amat selektif menilai kinerja karyawannya. Menentukan siapa yang berhak mendapat 'potongan kue' paling banyak di antara sedikit kue yang dibagikan.

Memang, tidak semua perusahaan mementingkan profit semata. Ada pula yang begitu mementingkan kesejahteraan karyawannya, sehingga si karyawan betah. Tapi itu sih biasanya berlaku bagi perusahaan yang memang kuat secara modal, atau yang pemiliknya gak pelit. Hehehe.

Drama
Siapa bilang esmud-esmud keren berdasi, berjas dan ber-blazer itu orang-orang yang lempeng dan hanya fokus melakukan pekerjaannya masing-masing? Mereka juga manusia, dan yang namanya manusia pasti ada saja sifat iri hati, egois, ingin menjatuhkan, dengki dan tidak senang dengan keberhasilan orang lain. Atau, tidak jarang pula terdapat hubungan khusus atau affair yang bisa menjadikan masalah semakin melebar dan tidak terkendali.

Sifat-sifat inilah yang bisa menjadikan suasana kerja naik-turun. Drama dalam pekerjaan dan kantor memang kadang-kadang seru untuk diikuti, bahkan dijalani. Drama itu bisa membentuk suasana di kantor, sepanjang terkendali. Tapi jika drama-drama itu terlalu berlebihan sehingga menghilangkan objektivitas kita dalam menilai, berarti suasana pekerjaan sudah tidak sehat.

***
Sebetulnya masih ada beberapa istilah lain yang lumayan sering kita dengar, misalnya promotion, assignment, probation, resign dan lain-lain. Lain kali lah kita bahas.