Selasa, 15 September 2015

Apa Yang Salah Dari Obrolan Haha-Hihi?

Beberapa kali, pertemuan atau acara nongkrong dengan seorang teman batal terlaksana. Sebabnya, bagi saya cukup mengejutkan. Dia bilang: Ini mau ngomongin proyek besar atau cuma haha-hihi?

Atau jika dalam sebuah grup whatsapp, ada saja yang protes jika terdapat percakapan haha-hihi. “Ini ngomongin apaan sih? Gak penting. Emang gak pada kerja? Kenapa gak posting hal-hal yang bermanfaat?”

Saya hanya terdiam jika mendengar jawaban seperti itu, meski dalam hati tertawa. Tertawa iba. Man, kalo mau cari yang penting, buka aja email kantor. Kalo mau cari yang bermanfaat, ya nonton aja video motivasi.

Di era modern ini, orang-orang sepertinya terlalu serius. Waktu adalah uang, percakapan harus penting, pertemuan harus membahas proyek dan ide-ide besar. Segala tindak-tanduk seperti harus diukur dengan manfaat. Kalo gak ada untungnya buat dia, ya buat apa didatengin?

Baiklah, kawan. Mengerjakan sesuatu yang berguna, yang penting, yang bernilai, yang bermanfaat, yang ‘ada duitnya’ akan membuat kita (tampak) keren.

Tapi, tidakkah kita semestinya bisa menikmati hal-hal kecil di balik proyek-proyek besar yang sudah terbiasa dikerjakan dari balik meja kerja dan ruang meeting? Salah satu poin dalam catatan penting Si Colombus dalam fim komedi zombie, Zombieland, menyebutkan bahwa kita perlu “Enjoy Little Things”. Lalu dalam salah satu skena, muncullah adegan Colombus bersama Wichita, Tallahassee, dan Little Rock memporak-porandakan sebuah toko suvenir indian hingga berantakan. Lalu selepasnya, mereka terkekeh puas.

Kita yang sudah terbiasa dengan pekerjaan robotik keteraturan jadwal, tenggat waktu, atau target tentu saja sesekali membutuhkan situasi senggang. Sejenak bebas dari ‘ciuman Dementor’ yang sehari-hari sudah kita telan bulat-bulat demi mengepulkan dapur dan memenuhi isi lemari es untuk sebentar saja menikmati hal-hal yang bodoh. Atau apa saja yang membuat kita terbahak.

Sekali-dua kali meluangkan waktu untuk berbicara hal remeh temeh, saya rasa tidak salah. Terlebih untuk bercanda, menertawakan diri sendiri, mengenang kelucuan-kelucuan yang pernah terjadi.

Saya ingin sedikit menyadur kalimat dari sebuah tulisan yang, mohon maaf, saya lupa siapa penulisnya. Intinya begini: Hidup yang sudah singkat ini, akankah menyenangkan jika hanya diisi dengan memori akan endless meeting, omelan atasan, target yang terus dinaikkan, bonus yang tak pernah (dirasa) cukup, dan uang pensiun yang tak seberapa?

Ya, betul sekali kawan. Memang seperti inilah pilihan hidup yang dijalani. Sebagian orang berhasil menjalani hidup seperti idealismenya, tapi saya yakin lebih banyak orang yang cara hidupnya sudah dipilihkan oleh takdir, atau memang sudah terjebak dalam sistem. Dan gak ada yang salah di antara semua itu. Yang penting buat saya mah bisa hidup tanpa nyolong, nebeng, nipu, nyusahin atau nyakitin orang. Jadi orang bener.

Karena jadi orang bener itu susah, makanya kita sesekali butuh 'piknik'. Gak selalu harus pergi ke tempat yang instagram-able atau path-able. Cukup bersenda gurau bersama teman, karena memang itulah yang dicari dari obrolan atau acara nongkrong haha-hihi. Bahwa acara nongkrong bareng, yang meski kadang menelurkan ide hebat, tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk melipir sejenak dari rutinitas dan kewajiban. 

Dan untuk itulah, semakin tidak bermutunya obrolan, maka akan semakin menyenangkan pula, bukan?