Jika saya tidak menjadi pekerja
kantoran corporate slave seperti sekarang, mungkin saya akan bekerja di bidang
musik. Sepersekian potong jiwa saya diisi oleh musik. Tidak sebagai musisi
mungkin karena talenta saya tidak sebegitu besarnya untuk menjadi seorang rockstar.
Mungkin menjadi seorang music director di sebuah stasiun radio, atau menjadi
produser band, atau mungkin membuka toko musik. Entahlah.
Saya dan musik memiliki hubungan
sangat erat. Dalam hati saya sering bersenandung meski saya tidak suka
bernyanyi keras-keras. Saya menghapal banyak lirik tanpa bermaksud
menghapalnya, mengingat banyak irama dan ketukan-ketukan dalam lagu tanpa
bermaksud demikian, juga mengingat banyak momen yang berkaitan dengan sebuah
lagu tertentu.
Bicara musik, tentu saja saya
tidak bisa dipisahkan dengan musik rock. Subyektifitas saya pada musik rock
memang mendekati semangat Uber Allez-nya Hitler, dimana saya menganggap hanya
musik rock-lah yang bagus, lainnya biasa saja. Saya lalu mengelompokkan genre
musik menjadi dua saja: rock dan bukan rock.
Mengapa saya bisa bersikap
demikian? Entahlah, mungkin ada hubungannya dengan sifat saya yang begitu
passionate den obsesif kepada suatu hal yang saya anggap bagus, dan obsesi itu
menihilkan yang lain. Ambil contoh dalam hal makanan. Saya menganggap bakmi paling
enak di dunia ya Bakmi GM. Apapun bakmi yang saya makan setelahnya, saya selalu
terpola untuk membandingkannya dengan Bakmi GM. Sejauh ini, Bakmi GM masih bakmi
yang terlezat menurut saya.
Begitu pula band favorit. Bagi saya,
tidak ada band yang lebih baik di dunia ini selain Metallica dan Megadeth. Pertentangan
hati saya hanyalah hingga kini saya masih belum ajeg untuk menempatkan band
mana yang ada di urutan pertama, Metallica atau Megadeth, meski secara overall
saya lebih banyak tahu lagu Metallica.
Setelah mendengarkan lagu-lagu
kencang dan penuh semangat dari kedua band itu, lagu-lagu dari band lain seolah
hanya selingan. Lagu dari band-band lain jadi terdengar biasa-biasa saja
setelah saya mendengar Metallica dan Megadeth. Ya, maksudnya ini dalam genre
rock ya, kalau genre bukan rock mah saya tidak hitung sama sekali. Karena memang
sampai sekarang, saya tidak menemukan band dengan musik sebaik Metallica dan
Megadeth. Buat saya, dunia musik berhenti di tahun 90an.
Lagu-lagu easy listening jaman
sekarang mungkin lebih mudah untuk digumamkan, disenandungkan, dan mungkin
dalam kekosongan masih enak saja didengar. Ibaratnya buah lemon dalam minuman
ice lemon tea, jika ada ya bagus, tapi jika tidak ada toh orang tidak mencari. Itulah
kesan saya terhadap lagu-lagu sekarang.
Saya tidak peduli meski selera
musik saya dibilang tua dan gak mau move on. Memang dalam hal ini saya menolak
move on karena alasan kualitas. Jika ada lagu sekarang yang kualitasnya bagus,
toh pasti saya dengarkan, contohnya lagu-lagu dari band Muse atau System of a
Down. Namun tidak yang lain. Saya bukan pemuja Adam Levine atau Chris Martin
sih sejujurnya. Mereka bagus, tapi ya bukan rock.