Minggu, 18 Agustus 2013

Tujuan Travelling

Tiket murah dan kemunculan berbagai maskapai penerbangan membawa banyak perubahan. Perubahan yang terjadi bukan hanya pada destinasi liburan saja, tapi juga pada perilaku si turis itu sendiri. Saya tidak berniat nyinyirin turis-turis itu. Kasihan, sudah terlalu banyak yang nyinyirin mereka. Padahal pledoi yang mereka bikin adalah pledoi tak terbantahkan. “Nyinyir aja sih lo! Duit-duit gue!”

Entah kenapa saya sih tidak mau ikut-ikutan dalam arus turisme itu. Saya juga tidak khawatir kurang piknik, karena buat saya segala medium relaksasi itu sudah ada di hobi yang saya kerjakan. Dan buat saya, travelling itu bukan hobi, bukan pula medium “escape from routine” dan sejenisnya.

Liburan buat saya adalah mengenal kota tujuan. Bagaimana sejarahnya, bagaimana kehidupan masyarakatnya. Dan karena saya penggemar sepak bola, saya juga selalu ingin merasakan denyut sepak bola di kota tujuan itu. Saat saya memutuskan untuk mendatangi kota lain, berarti saya memang ingin mencari tahu kota tersebut, bukannya ingin lari dari rutinitas atau ingin haha hihi semata, beli oleh-oleh, lalu pulang tanpa sebuah gagasan baru. Apalagi, mengganggu ibadah biksu dengan foto dari dekat dan mencak-mencak ketika pesta lampion batal. (Tuh kan nyinyir. Duh.)

Ya, pokoknya liburan itu lebih dari sekadar ngepath, posting foto dan ajang narsis. Harus ada makna yang kuat dari sebuah perjalanan. Harus ada perubahan dan wawasan baru dari perjalanan.


Itu sih saya ya, kalo emang punya pendapat lain ya bebas-bebas aja. Hihihi. Selamat piknik!