Sabtu, 14 April 2012

Your character, your value, your way of life

Seorang teman lama mengajak bicara. Awalnya kami ngobrol hal-hal yang ringan dan penuh basa basi. Lalu pembicaraan meningkat ke topik yang cukup serius dan berisi. Saya bilang bahwa saya sekarang tertarik belajar sejarah dunia untuk menambah pengetahuan. Lalu singkat cerita di kesimpulan obrolan, dia menulis kalimat yang kurang lebih berbunyi begini. "Kalo w sih tetp jdi diri sndiri walopun bnyak teori2 dn pengetahuan2 bru yg msuk k khidupn w...ITU GW..."
Percakapan saya hentikan saat itu juga. Ini sih sama aja saya ngomong sama tembok. Atau saya mungkin sedang berbicara dengan seseorang yang udah hebat dan kaya raya, makanya dia gak tertarik lagi belajar apapun dari siapapun. Tapi, orang kaya kok cara nulisnya kaya gitu ya? Memang sejak awal sih saya agak malas chat sama dia, karena harus mengeja dan mencerna kata demi kata dari cara menulisnya yang ajaib itu.
Ada lagi nih. Seorang teman lama lainnya tiba-tiba mengirim pesan singkat. Seorang teman lama. Lama gak pernah ketemu. Tapi saya inget dia dulu pernah ngerusakin salah satu barang saya tapi gak tanggung jawab.
Teman  : “Bro, lo tau dimana sewa alat musik gak?”
Saya     : “Coba aja lo ke Studio musik, kan banyak tuh dimana-mana.”
Teman  : “Apa lo punya?”
Saya     : “Ada sih tapi gitar gue lagi dipake, bass senarnya karatan, drum juga udah di-pretelin”
Kemudian dia gak balas apa-apa lagi. What the hell...
Saya diam sesaat. Wow, time flies but character remains. And class is permanent.
Saya pernah baca buku yang kurang lebih bilang kepada kita untuk hati-hati dengan tindak tanduk dan hal-hal kecil yang kita perbuat. Ignorance, sikap permisif dan terlalu toleran sedikit demi sedikit akan membentuk habit. Dan jika sudah menjadi habit, lama-lama akan menjadi karakter atau biasa dikenal sebagai watak atau sifat.
Jika sudah menjadi karakter, itu akan terus menempel dalam diri seumur hidup. Itulah value, yang akan menjadi pegangan hidup seterusnya, yang akan Anda ajarkan kepada anak-anak dan orang-orang disekitar Anda, yang menjadi landasan untuk berpikir dan bertindak. Your way of life.
Saya juga sering mendengar dari orang tua saya mengenai orang yang berkarakter buruk. Bahwa karakter buruk bisa dibentuk dari kesalahan, dan kenaifan yang dibiarkan.
Kesalahan-kesalahan yang dibiarkan secara terus menerus akan nampak seperti sebuah kewajaran. Nilai-nilai kebenaran seolah menjadi kabur dan dianggapnya klise, karena hidup dianggapnya hanyalah soal mengambil manfaat dan kesenangan belaka. Teman hanya dianggapnya sebagai pihak-pihak yang bisa dia manfaatkan demi mencapai tujuannya.
Saya jadi ingat teman saya yang menanyakan tempat sewa alat musik tadi. Orang macam ini hanya akan menghubungi orang yang dia anggap teman hanya disaat dia butuh atau mengalami kesulitan. Dan jika dia sudah mendapatkan keinginannya, dia akan pergi dan menghilang kembali. Padahal, teman adalah aset terbesar dalam hidup. Tapi, dia memperlakukan asetnya seperti itu.
Lalu saya ingat teman saya yang anti-teori itu. Kenaifan yang membuat orang sudah (merasa) pintar sehingga (merasa) tidak perlu lagi belajar, dan kenaifan fatal yang menolak segala pengetahuan-pengetahuan baru yang diberikan kepadanya. Membuatnya hanya akan jalan ditempat dan tidak beranjak kemana-mana, dan terus mencari-cari pembenaran atas segala hal buruk yang terjadi kepadanya.
“Semua bukan salah saya. Yang salah itu cuaca, yang salah itu harga BBM naik, yang salah itu presiden dan pejabat, yang salah si itu dan si anu., yang salah itu bos saya, yang salah itu Pak RT, yang salah itu satpam, yang salah itu teman saya. Bukan saya yang salah.”
Saya yakin Anda bisa menilai dengan baik karakter dua orang teman saya ini.
Kita sebut saja: Si Dinosaurus dan Si Muka Tembok.
Saya penasaran, apa yang bakal terjadi sama si Dinosaurus yang punya prinsip saklek bin keukeuh ini. Mungkin suatu saat dia akan berkunjung kerumah saya sambil bawa anaknya yang masih balita. Lalu dengan gaya kebapakan dia mengasuh anaknya. “Nak, jangan nakal ya. Kamu ambil buku yang ada di rak itu, pakai buat mainan kamu. Corat-coret, sobek-sobek aja. Ini Papa lagi dudukin satu.”
Dan saya penasaran juga sama Si Muka Tembok. Mungkin dia akan menghilang lagi, lalu kembali lagi setelah sekian lama dan di saat yang tidak terduga. “Bro, tau dimana sewa mobil?”
Saya mau kutip perkataan dari seorang tokoh, John Steinbeck. "Kalau manusia berangsur menjadi tua, umumnya ia cenderung menentang perubahan, terutama perubahan yang mengarah kepada kebaikan."
Apakah Anda sudah tua?
Lihat sekeliling Anda, apakah Anda punya orang-orang yang menganggap Anda sebagai temannya?