Jumat, 09 Februari 2018

Jabatan

Setelah enam tahun bekerja di perusahaan yang sama, akhirnya saya keluar juga. Tawaran ini datang tepat waktu saat saya memang sudah kepengen berganti suasana dan belajar ilmu baru. Uniknya, saya pindah ke sebuah perusahaan dengan nama populer berawalan huruf D, sama seperti perusahaan sekarang dan sama dengan tempat saya bekerja sebelumnya.

Pertanyaan-pertanyaan dari para kolega pun berdatangan. Umumnya mereka menanyakan empat hal: 1. Naik gaji berapa persen; 2. Posisi/jabatannya apa; 3. Nama kantor baru; 4. Lokasi kantor baru.

Di antara pertanyaan itu, saya paling sering mendapatkan yang nomor 2. Entah berapa orang yang menempatkan persoalan posisi atau jabatan itu sebagai prioritas utama. Jadi, jika mendapatkan kenaikan posisi, maka poin-poin lainnya bisa diabaikan. Pokoknya, posisi lah yang utama. Karena konon katanya posisi ini akan menentukan seberapa besar gaji yang diterima, fasilitas yang dinikmati, dan tentunya hal yang kini sangat mengemuka: GENGSI.

Posisi memang bukan hal sepele. Menyepelekan posisi atau jabatan berarti tidak menghargai perjuangan diri sendiri yang sudah bersusah payah menapaki tangga curam korporasi yang bengis, penuh intrik, drama dan sikut-menyikut. Dan jangan lupa, sejelek-jelek sikap adalah meremehkan diri sendiri. Jadilah banyak sekali orang begitu bangga memaparkan perjalanan kariernya kepada sanak saudara, kerabat atau teman sekolah untuk dijadikan ukuran atau patokan kesuksesan manusia modern.

Dan belakangan ini, entah kenapa saya sering banget melihat teman-teman memajang foto bareng acara kumpul-kumpul kece. Mereka yang fotonya dipajang ini tentunya bukan orang sembarangan. Ada bos besar, ada investor tajir, atau ada pula mereka yang menduduki posisi strategis. Berfoto dengan orang-orang sukses seperti ini tentu saja membanggakan, dong. Kita berada satu circle dan mungkin saja satu grup whatsapp dengan para "big man". Foto-foto pun dengan gampangnya kita kasih kepsyen kece: Bersama bos PT A, juragan PT B, dll. Kalo elo gak punya jabatan kece yang bisa ditulis dengan indah di bagian kepsyen foto, jangan harap deh bisa ikutan nongkrong. Ora sudi!

Dengan membaurkan diri bersama orang-orang sukses, maka kita akan tertular dengan kebiasaan dan tindak-tanduk mereka. Sukses pun akan gampang diraih. Sukses apa? Ya sukses secara materi lah: Rumah mewah, mobil mewah, liburan mewah. Dan semua itu bisa kita dapatkan jika kita punya JABATAN.

Kalo gitu, saya mah apa atuh..