Senin, 10 Agustus 2015

Menjadi Bunglon

Adaptasi. Begitulah yang ada di pikiran saya ketika mengingat hewan bunglon. Salah satu kelebihan bunglon dibanding hewan lainnya adalah kemampuan mereka mengubah warna kulit tergantung pada lingkungan sekelilingnya. Ia dapat menyerupai warna batu, batang pohon atau daun. Adaptasi yang dilakukannya tentu saja berguna untuk mengelabui pemangsa. Untuk bertahan hidup.

Saya sedikit melihat sifat diri saya pada hewan ini. Dalam keseharian, saya cukup mahir untuk bersikap tidak mencolok. Stay low. Dalam lingkungan pekerjaan, saya pun lebih sering menahan diri ketimbang mengeluarkan emosi. Begitu pula dalam hal lainnya di mana saya tidak terlalu larut dalam emosi. Poker face, ekspresi datar, sikap cuek dan tidak stand out

Saya juga menemukan sifat ini ketika menulis. Gaya penulisan dan tema tulisan yang saya buat akan tergantung kepada tempat saya menulis, juga siapa pembacanya. Saya bisa menulis dengan gaya berbeda antara di blog pribadi, blog sepak bola, juga situs-situs mainstream sepak bola. Saya tidak mematok diri pada satu gaya. Tujuan saya
 menulis adalah untuk berbagi informasi, karena itulah saya tidak terlalu mementingkan apa yang disebut ciri khas. 

Tidak punya ciri khas, tidak punya jati diri, tidak punya pendirian adalah sisi negatif dari cara hidup seperti ini. Tapi memang dalam banyak hal, hidup memang bukan soal saya sendiri. Saya hidup untuk memberi makan keluarga, karena itulah saya bekerja sebagai pegawai swasta dengan karir yang cukup nyaman, meskipun saya tidak sebegitunya mencintai pekerjaan kantoran ini. Hidup adalah bagaimana kita berperan. Ketika berada di kantor, saya berperan sebagai karyawan, dan saya selalu bersungguh-sungguh untuk untuk menjadi karyawan yang baik. 


Tetapi ketika berada di rumah, saya berperan sebagai suami dan ayah sekaligus melepas atribut karyawan. Saya berusaha menjadi sosok menyenangkan bagi anak, dan tidak akan bersikap serius seperti ketika berada di kantor. Begitu pula ketika nongkrong bersama teman-teman, sudah pasti saya melepas atribut kepala keluarga dan karyawan. Saya akan bersenang-senang dengan sungguh-sungguh, dan karena itulah saya jarang membawa serta keluarga ketika sedang bersama teman-teman.

Semua memang ada tempatnya. Ikan mas koki dan ikan cupang tentu tidak bisa disatukan dalam satu kolam.