Di tahun 90an,
bahkan 2000an, kosakata ‘galau’ jarang digunakan. Kata tersebut baru muncul dua
tahun kebelakang setelah banyak anak-anak muda menggunakannya. Remaja galau
adalah potret anak muda masa kini. Percepatan pendewasaan yang mereka dapati
dari tayangan televisi yang menyajikan acara-acara percintaan dewasa dan
lagu-lagu yang juga bertemakan cinta memang membuat adik-adik kita ini cepat
terserang virus galau.
Galau itu
manusiawi, karena manusia memang mudah sekali merasa tidak nyaman jika terjebak
pada situasi yang tidak diinginkan. Bedanya, sekarang lagi musimnya galau itu
diekspresikan dengan sebebas-bebasnya. Tapi gak ada salahnya jika kegalauan
hati disalurkan untuk menciptakan hal positif. Contoh galau paling keren yang
pernah saya dengar adalah kegalauan Dave Mustaine. Pentolan band metal Megadeth
ini sempat menjadi anggota band metal lainnya, Metallica. Mustaine didepak
karena masalah kecanduan alkohol, hal yang sangat memukulnya.
"Too bad they couldn't see this lethal energy
and now the final scene, a global darkening"
and now the final scene, a global darkening"
Begitulah potongan lirik lagu Set World Afire dalam album So Far, So Good.... So What! yang ditulis Mustaine pada hari ia dipecat. "No warning, no second chance." Demikian dia menggambarkannya.
Mustaine boleh
jadi galau, tapi apa yang ia lakukan? Ia membentuk Megadeth. Sama-sama keras, metal
dan brutal. Banyak pengamat bilang jika dari musikalitas, Megadeth jelas diatas
Metallica meski secara penjualan album dan ketenaran, Metallica masih di atas
Megadeth. Tapi tetap saja hal itu menunjukkan bahwa Mustaine telah melalui fase
negatif dalam hidupnya dengan sukses. Ia membuktikan diri bahwa ia mampu melangkah
maju dengan kemauan keras.
Nah, Dave
Mustaine galau menghasilkan Megadeth, kalo lo menghasilkan apa? :)