Kamis, 05 Oktober 2017

Where Have You Been All My Life, Rosanna?

Rosanna. Sudah pasti Rosanna adalah nama seorang wanita, bukan nama mas-mas. Tipikal cewek populer jaman SMA dan jadi rebutan pas jaman kuliah. Cewek idaman yang diperebutkan cowok-cowok, tapi mereka tetap berlaku sopan kepadanya karena memang kualitasnya bukan bohongan dan perilakunya tidak murahan.

Cewek bernama Rosanna ini telat gue kenal. Ehem, maksudnya dalam hal ini, lagu berjudul Rosanna milik band Toto ini benar-benar terlambat gue denger. Semuanya gak sengaja. Gue yang kesal karena music player di mobil tiba-tiba rusak, terpaksa menyetel radio. Padahal gue termasuk jarang dengerin radio karena ya namanya radio kan umumnya pasang songs jaman now, yang gue gak terlalu cocok.

Untungnya ada beberapa radio memang yang memiliki program semacam flashback, atau sengaja memainkan lagu-lagu dari era lawas, di mana saat itu musik benar-benar digarap seperti layaknya musik beneran. Songs jaman past emang beneran berkualitas. 

Di sinilah kuping gue bertemu Rosanna. Samar-samar, lagu ini seperti gak asing. Potongan-potongan lagu ini seperti pada part: 

"Meet you all the way...
Meet you all the way... Rosanna, yeah!" 

Part ini sepertinya sering gue denger pada masa yang gue juga lupa kapan. 

Karena jatuh cinta pada pendengaran pertama, gue mencoba melakukan riset sederhana tentang lagu ini. Lagu Rosanna menjadi andalan dalam album Toto berjudul IV. Rilis tahun 1982 dan meledak pada tahun 1983, tepat saat gue lahir. Terdengar masuk akal jadinya, mungkin emak gue pernah dengerin lagu ini pas gue masih bayi. 

Tiga puluh tahun lebih gue terpisah dengan lagu ini, lalu akhirnya ketemu pada saat yang gak diduga-duga. Udah kayak ketemu temen lama atau harta karun aja.. Dan sekarang, gue langsung menempatkan Rosanna di jajaran lagu paling enak yang pernah gue denger. Lagu-lagu lainnya menurut gue adalah Can't Stop Loving You dari Van Halen, Five Magics dari Megadeth, Dancing in the Moonlight dari Thin Lizzy dan You Could Be Mine dari Guns 'n Roses. 

Berusaha terdengar logis, apa yang membuat Rosanna sebegitunya? Gue gak pernah mentingin lirik dalam menilai lagu, tapi kalau membaca cerita di balik judulnya, nama Rosanna "dipinjam" oleh David Paich, si penulis lagu dari Rosanna Arquette, perempuan yang jadi pacar Steve Porcaro, rekan satu band dia saat itu. Lagu ini bukan menceritakan tentang si Rosanna Arquette, karena menurut Paich, lagu ini menceritakan soal high school romance. Nama Rosanna dipilih murni karena enak didengar dan mudah diingat sebagai imaji dari wanita yang disebutkan tadi di awal paragraf.

Lalu dari segi musikal, lagu ini jelas punya segalanya buat jadi superstar. Gampang dicerna, padahal "berat". Ketukan drum Jeff Porcaro yang gak lazim, biasa ia sebut half time shuffle adalah ketukan yang sampai sekarang belum bisa gue tiru. Biasanya, gue gak bisa meniru komposisi drum untuk lagu yang mengandalkan kecepatan atau teknik yang terlalu ruwet. Nah, si Jeff ini, yang udah almarhum, menggunakan pola yang betul-betul jarang digunakan di lagu populer. Terdengar gampang, padahal pas dimainin susah banget. 

Dalam genre jazz, mungkin pola seperti ini sering didengar. Tapi Porcaro memasukkannya di lagu populer yang kemudian bisa diterima oleh khalayak ramai. Tidak salah lagi, Jeff Porcaro adalah seorang drummer sekaligus musisi yang underrated. Dan lagu ini adalah superstar

Belum lagi keyboard solo yang saling bersahutan dengan nada yang ikonik, vokal Bobby Kimball yang sama merdunya ketika menyanyi dengan suara rendah dan tinggi, juga solo gitar dari Steve Lukhater yang gak kalah gahar. Pokoknya gak ada yang ngalahin lagu ini. Jadinya sangat wajar ketika gue bertanya-tanya, ke mana aja sih Rosanna selama ini?