Libur juga akhirnya!
Man, setelah bergumul dengan
pekerjaan yang menggunung, deadline yang mencekik dan ekspektasi pemilik modal
yang sering tidak realistis, akhirnya sampai juga di penghujung tahun ini. Sebagai
sedikit dari wujud kemurahan hati pemilik modal, mereka meliburkan perusahaan
selama kurang lebih dua minggu.
Yup, dua minggu! Gak dua minggu
kerja sih, tapi dua minggu kalender. Dan itu pun dipotong cuti. Tapi tetep aja,
man, jarang-jarang ada korporasi yang ngasih kelonggaran sebegini banyaknya di
akhir tahun. Temen-temen yang gue tanya aja, gak ada satu pun yang dapat libur.
Ya boro-boro libur, beberapa orang yang gue kenal, malahan gak diperbolehkan
ambil cuti oleh bos-bosnya yang terhormat.
Libur kali ini seperti datang
dengan waktu yang pas. Ibarat komputer, badan perlu hibernasi. Virus-virus
perlu dibersihin dan program-program yang sudah ketinggalan jaman perlu
diperbaharui. Kalo ibarat mobil, mungkin perlu servis besar!
Tapi ya meskipun libur, bukan
berarti hibernasi terus kaya beruang di musim dingin. Kita tetap butuh makan,
butuh jalan-jalan, dan butuh mengisi ulang pengetahuan. Intinya, gue gak mau
liburan ini cuma jadi libur bego, alias cuma diisi dengan makan, tidur, main
PS, nonton film dan pergi ke mall. Gue juga gak mau menguras tenaga untuk
menemui teman-teman lama, karena, toh mereka juga punya kesibukan. Kecuali
kalau mereka yang mengajak, ya.
Bersih-bersih rumah? Memasak?
Berkebun? Oh man, gue tuh 11-12 dengan Homer Simpson kalo urusan beginian. Leave
it to the expert aja lah.
Jadi, sepertinya hal-hal ini yang
akan gue kerjakan selama liburan:
Main Sama Anak
Disclaimer: ini bukan pencitraan.
Sebagai budak korporasi, waktu gue memang dengan sukarela gue curahkan untuk
kemaslahatan bapak-ibu pemilik modal yang terhormat. Karena itulah gue jadi
sering pulang malam, dan ada saatnya masuk kerja pas tanggal merah atau akhir
pekan.
Liburan ini jelas memberi waktu
gue untuk main sama anak, menghabiskan waktu bersama mereka, mengajari mereka
permainan yang menyenangkan sebelum tanpa sadar mereka tumbuh besar dan lebih
suka menghabiskan waktu bersama teman-temannya.
Baca Buku
Berapa banyak buku yang belum gue
baca meskipun udah dibeli? Entahlah. Sama seperti yang lain, gue rasa ini
memang sindrom orang kota. Saking sibuknya sama kerjaan, jadi lupa menambah
pengetahuan. Otak kehilangan kreativitas, perut menggendut, malas bergerak dan
imajinasi mati. Cuma jadi seonggok daging yang bergerak ke sana kemari tanpa
makna. Gua gak mau jadi orang itu.
Gak usah pasang target yang
muluk-muluk soal berapa buku yang mau dibaca, dan gak usah juga beli buku baru,
toh buku lama juga masih banyak yang belum dibaca. Yang jelas harus buku. Literatur.
Novel fiksi atau non fiksi. Bukan artikel, bukan majalah bergambar. Gak harus bacaan berat atau filosofis kaya mas-mas yang jenius itu sih. Pokoknya baca.
Belajar Bahasa Baru
Tanpa bermaksud gaya-gayaan,
belajar bahasa baru menurut gue adalah kebutuhan. Banyak manfaat didapat, dan
sudah pasti memacu otak untuk terus berkembang. Sejak tahun lalu, gue sebenernya
udah belajar bahasa Rusia. Tapi ya dasar tekad Nobita, sampai saat ini gue baru
bisa membaca huruf Sirilik aja. Itu pun belum lancar-lancar amat. Kali ini, gue
mau coba lagi.
Main Gitar
Jago main gitar adalah impian gue
sejak kecil, dan sampai sekarang belum juga kesampaian. Gak peduli jari udah
kaku dan ngeband udah jarang, jago main gitar sama sekali gak rugi.
Olahraga
Naahh ini dia yang wajib banget
dikerjain. Top of the list setelah main sama anak. Dalam tiga tahun terakhir,
frekuensi olahraga gue makin berkurang. Emang agak susah sih. Maen futsal
selalu sulit ngajak orang. Teman-teman gue banyak banget alasannya kalau diajak
main futsal, dari alasan sibuk ini-itu sampai gak ada mobil (man, kan sekarang ada
Gojek dan sejenisnya). Main bola lapangan besar? Bisa engap-engapan deh.
Nge-gym? Renang? Kalo elo kenal
gue dengan baik, maka elo gak bakal ngajak gue melakukan olahraga ini.