Minggu, 06 April 2014

For My Daughter


Udah seminggu lebih kamu lahir, dan di tengah badai kesibukan, akhirnya baru sekarang saya sempat menuliskan catatan kecil yang simple ini.

Kedatanganmu ke dunia melengkapi kakakmu yang telah datang dua tahun sebelumnya tentu melengkapi hidup kami sebagai orang tua, setidaknya begitulah premis yang telah dibangun oleh masyarakat kita. "Udah sepasang deh, udah lengkap deh," ya, saya memang ikut mengamininya meski tanpa harus mengunggah foto-fotomu setiap hari lalu memberinya caption menarik. Dan sepertinya saya juga tidak akan memakaikanmu jumper-jumper bertema klub sepak bola karena alasan yang akan saya kasih tau lain waktu.

Mungkin sebagai sosok ayah, saya gak akan banyak menuntut kamu nantinya, seperti halnya saya menuntut kakakmu yang laki-laki. Bagaimanapun kamu anak perempuan. Saya tidak akan membiarkanmu bergelut terlalu larut dengan gelimang dunia. Tidak usah dengarkan pendapat-pendapat modern itu, karena saya sendiri tahu apa yang saya lakukan.

Ini bukanlah bentuk arogansi orang tua, melainkan bentuk perlawanan dan bentuk muaknya saya pada apa yang terjadi pada dunia dalam satu dekade ngawur ini, dan dekade-dekade yang entah akan seperti apa dan bahkan tidak akan terukur oleh formula derivatif sekalipun. Sebuah dekade yang makin menipiskan peran moral dan konservatisme, menertawakan segala nilai luhur, me-leluconkan orang-orang baik dan alim, lalu menabrakkannya dengan nilai konsumerisme, narsisme dan hedonisme yang kian hari kian menggelikan.

Tidak, saya tidak akan menyuruhmu untuk membenci segala spot light dan hingar bingar itu. Saya malah menantangmu kelak untuk menjadi agen perubahan, mendobrak segala hal-hal menggelikan itu dengan tanganmu sendiri. Saya hanya tidak ingin kamu tumbuh sebagai pengikut setia apapun yang ada dihadapanmu tanpa kamu melihatnya lebih dalam lagi. Intinya, jangan melakukan sesuatu hanya karena semua orang melakukannya. Tidak berarti hal yang disukai orang lain itu benar, dan tidak semua hal benar disukai orang lain. Jadilah orang yang memiliki value.

Memang tugas saya sebagai orang tua untuk mengajarkanmu tentang dunia, bahwa dalam beberapa hal, memang berlaku hitam dan putih. Tapi jangan membuatnya menjadi kaku. Ketahuilah semua, lalu pilihlah yang benar-benar sesuai dengan prinsip, tentunya prinsip yang tidak sekenanya. Jangan biarkan kebebasan berpikir dan berekspresi berlebihan yang berlaku sekarang ini menjadikanmu budak liberalisasi tanpa arah yang nantinya berujung pada hidup yang akan kamu sesali. 

Saya akan mencoba menjadi orang tua yang tidak megalomania menceritakan pencapaian, atau berkata "I've told you" setiap kali kamu melakukan kesalahan. Saya hanya menunjukkan, kamulah yang menentukan.

Tumbuhlah menjadi perempuan yang cerdas, salihah dan lemah lembut, meski tidak jarang hidup akan memaksamu berlari kencang, bersimbah peluh, menyikut, menendang, menghindar, atau bahkan diam sama sekali. Lagi-lagi saya tekankan untuk memiliki prinsip dan karakter yang kuat sehingga kamu bisa menentukan apa yang akan kamu lakukan, karena dalam hidup tidak ada istilah undo, tidak bisa diulang dan dihapus.

Jadilah pengagum seni, mainkan berbagai alat musik, berolahragalah dan lahaplah berbagai bacaan. Jadilah perempuan yang berbudaya dan tangguh. Lihatlah ke bawah dan jauhi kesombongan, jangan menganggap hidup ini money-sentris karena sampai di manapun, akan ada langit di atas langit. The more things you get, the more you want. Hidup ini hanyalah perjalanan singkat, just bring what you need.

Mungkin sudah terlalu banyak kata ‘jangan’ yang saya ucap, tapi memang beginilah dunia yang saya pahami. Penuh dengan jebakan, di samping keindahan. Kunyahlah semua yang renyah, dan ada kalanya kamu dipaksa mengunyah yang kamu tidak sukai. Tapi saat keraguan tiba, makanlah, lalu buanglah jika memang tidak sanggup, kalo kata Frank Sinatra. Memiliki anak bagi saya adalah tanggung jawab seumur hidup yang tidak bisa ditawar-tawar. Untuk itu saya tidak akan main-main dengan masa depanmu, dan jangan heran jika saya kelak akan menatap tajam lebih dulu siapa laki-laki yang kelak mengetuk pintu rumah untuk membawamu pergi menikmati hari yang cheesy.

And last but not least, baik-baiklah selalu dengan kakakmu dan jadilah anak yang meringankan jalan papa dan mamamu nanti di alam kubur, padang mahsyar dan shiraatal mustaqim, agar kita dapat berkumpul lagi suatu saat nanti. Oh, tentu saja saya akan selalu mendoakan keselamatan, kesehatan dan kebahagiaanmu.