Buku adalah jendela dunia. Membaca
membuat anda melihat dan mengenal. Sejak kecil, orang tua saya sering
membelikan buku, mengajak ke toko buku. Saya sebenarnya bukan seorang geek atau
pembaca buku akut. Boleh dibilang bacaan-bacaan yang saya tahu kebanyakan
berasal dari artikel-artikel di internet.
Ya, saya tidak perlu malu untuk
mengakui bahwa saya adalah generasi google. Referensi pertama saya dalam
mencari tahu segala sesuatu adalah wikipedia sebelum kemudian mencari lebih
dalam lagi ke sumber yang lain.
Hari ini adalah books day. Terinspirasi
dari seorang teman, saya akan mencoba membuat daftar buku favorit. Buku-buku
ini ada yang menggugah semangat, ada yang menghibur, hingga mengubah mindset. Saya
tidak akan menulis buku agama dalam daftar ini, karena itu sifatnya personal. Dan
karena saya passionate pada sepak bola, jangan heran jika ada beberapa buku
sepak bola dalam daftar ini.
1. Imperium III
oleh Eko Laksono
Buku ini sebenarnya adalah
kumpulan cerita sejarah dunia yang dirangkum dalam sebuah buku. Penulis
mengambil sejarah sebagai bahan rujukannya akan sebuah gagasan yang ia miliki
soal manusia dan peradaban yang unggul. Eko dengan cair menceritakan sejarah
peradaban dari berbagai era. Bagaimana sebuah peradaban itu bertransformasi
dari kolot ke modern, hingga kemudian hancur oleh tangan-tangan mereka sendiri.
Sebuah buku yang menjadi awal keberminatan saya pada sejarah.
2. Your job is
(not) your career oleh Rene Suhardono
Membaca buku semacam ini disaat
anda sedang menikmati pekerjaan sudah cukup membuat anda mengerem untuk
berkaca. “Apakah ini pekerjaan yang sesuai dengan hati saya?”. Passion adalah
inti dari buku ini. Passion adalah sesuatu yang membuat anda berbinar-binar
saat melakukannya, tidak pernah takut dan tidak bosan.
Pada akhirnya, yang anda cari
adalah kedamaian dan kebahagiaan. Dan jika anda melakukan pekerjaan sesuai
passion, maka anda akan bahagia. Jika anda bahagia akan apa yang anda kerjakan,
anda akan percaya diri. Dan jika anda percaya diri, maka anda akan sukses. Sebuah
konsep berpikir yang berbeda 180 derajat dalam hidup saya setelah sebelumnya
saya dicekoki oleh pandangan bahwa kesuksesan, jabatan dan harta akan membuat
anda bahagia.
3. Nasional is
me (Nasionalisme) by Pandji
Pandji adalah seorang pemuda
paling optimistis soal negara Indonesia yang pernah saya lihat. Ditengah-tengah
berbagai kehancuran dan kebobrokan yang melanda negara ini, Pandji mengajak
kita untuk memandang dari sudut pandang lain, sekaligus mengajak kita untuk
bergerak. Ya, bergerak dalam arti berkontribusi sesuai dengan apa yang kita
mampu ketimbang hanya mengeluh dan mengkritik.
4. 99 Cahaya di
Langit Eropa oleh Hanum Rais
Dalam buku yang ia tulis selama
perjalanannya menemani suami bekerja dan melanjutkan studi di benua Eropa,
Hanum mencoba mencari tahu mengenai sisa-sisa peninggalan peradaban Islam di
benua biru ini. Meski demikian, ia sama sekali tidak mencoba menghakimi atau
menilai. Buku ini tidak bias, melainkan obyektif. Dalam pencariannya ini pula,
ia menceritakan pengalamannya hidup sebagai kaum minoritas dan mengajak kita untuk
menjadi duta bagi agama Islam. Menunjukkan sikap-sikap terpuji dan elegan dan
menunjukkan kebesaran ajaran Islam agar dunia dapat memandang agama ini lebih
baik lagi. Sebuah buku dengan bingkai Islam, namun sebenarnya isinya universal.
5. How Soccer
Explain The World oleh Franklin Foer
Franklin Foer adalah seorang
penggemar sepak bola berkebangsaan Amerika Serikat, negara yang sama sekali
tidak kental kultur sepak bolanya. Ia berkeliling dunia untuk melihat lebih
dalam lagi makna sepak bola bagi banyak orang. Dalam pencariannya ini, ia
banyak menemukan hal-hal mengejutkan dan seru tentang bagaimana sepak bola
memang menyentuh kehidupan banyak orang. Ia juga banyak melihat sisi lain dari
rivalitas antara klub satu dengan lainnya. Sebuah buku sepak bola yang
menunjukkan bahwa sepak bola lebih dari budaya pop, tapi juga sudah menjadi
budaya dunia. Buku ini bahkan tetap menarik untuk dibaca oleh siapapun, bukan
hanya penggemar sepak bola.
6. Lost Symbol
oleh Dan Brown
Dan Brown boleh dibilang adalah
salah satu ikon teori konspirasi. Karya-karyanya seakan mencoba menguak segala
sesuatu yang semula tak terpikirkan. Kekuatan tulisan Brown terletak pada
detail-detail kecil yang sangat rajin ia kupas. Artefak-artefak, perkumpulan
rahasia, karya seni, tempat-tempat terkenal di dunia ia gambarkan dengan sangat
terperinci sehingga memancing imajinasi pembacanya untuk turut berada di tempat
itu. Lost Symbol membahas tentang organisasi Freemason yang terkenal memiliki
pengaruh besar di dunia namun bergerak secara diam-diam, terencana, rapi dan memiliki
struktur tertentu sehingga organisasi ini sangat misterius. Brown membahasnya
dengan bergairah sehingga pembacanya sulit melepaskan diri dari bukunya, meski
kebanyakan bukunya lebih tebal daripada kamus bahasa Inggris.
7. I am Zlatan
oleh Zlatan Ibrahimovic
Zlatan Ibrahimovic adalah salah
satu pesepakbola terhebat yang pernah saya saksikan permainannya. Tidak hanya
hebat, ia juga terlihat arogan dan slengean. Tingkahnya di lapangan maupun luar
lapangan sangat cuek, tidak peduli akan penilaian orang. Seperti rockstar.
Dalam buku biografinya ini ia dengan berani menyerang orang-orang yang ia tidak
sukai sepanjang karirnya, sekaligus menceritakan masa kecilnya yang keras
akibat perceraian kedua orang tuanya. Hal ini membentuk kepribadiannya hingga
kini. Ibra adalah seorang pemain bola yang berskill tinggi dan bersikap tanpa
basa basi. Membaca biografinya tidak membutuhkan kecerdasan literasi yang
berlebihan karena berisi kata-kata slengean dan apa adanya. Tanpa menggurui
atau menceramahi. Buku biografi pesepakbola paling menarik yang pernah saya
baca.
8. Biru oleh
Fira Basuki
Sebuah novel lama yang mengharu
biru sesuai judulnya, namun saya tidak melihat kesan mellow didalamnya. Bercerita
tentang kehidupan alumni sebuah SMA di kota Bogor yang akan mengadakan sebuah
reuni akbar untuk saling berkumpul kembali. Dalam perjalanan mengurus acara
inilah terkumpul kembali kepingan-kepingan memori yang sempat terpisah dan
tercerai berai selepas mereka lulus SMA. Dan tanpa mereka sangka, beberapa
diantara mereka memiliki kehidupan yang saling berhubungan. Sebuah sketsa
kehidupan sehari-hari yang memperlihatkan sisi kelam sekaligus moral seseorang,
juga memperlihatkan perjalanan hidup seseorang yang tidak pernah bisa diduga. Tutur
kata Fira sebagai penulis sangat lugas, berani sekaligus puitis. Kata demi kata
yang ia rangkai di buku ini memang magis.
9. Madre oleh
Dee Lestari
Ini adalah karya Dee favorit saya
diantara karya-karyanya yang lain. Filosofi Kopi juga saya suka sih. Kurang
tingginya literasi yang saya miliki membuat saya tidak terlalu bisa menikmati
karya Dee yang lain, yang lebih bisa dibilang karya sastra tinggi. Madre ini ringan,
sederhana dan ringkas. Bercerita tentang objek yang sederhana namun ternyata
memiliki makna yang dalam bagi orang-orang yang hidup bertahun-tahun dengannya.
Sebuah cerita yang ringan namun ditulis dengan gaya bahasa yang sangat menarik.
10. Cowok Matre -
Lupus oleh Hilman
Serial Lupus menjadi bacaan favorit
anak-anak angkatan saya. Penokohan yang kuat dari geng trio Lupus-Boim-Gusur adalah
geng impian. Mereka berbeda karakter namun tetap bisa bersahabat karena adanya
rasa respek dari masing-masing. Seorang Lupus yang biasa-biasa saja secara
tampang dan kehidupan ekonomi merupakan kebalikan dari karakter Boy dalam
Catatan Si Boy, remaja rekaan yang juga besar di tahun 90an.
Dengan kesederhanaannya, karakter
Lupus berhasil memikat banyak orang. Saya sebenarnya tidak terlalu ingat jalan
cerita buku ini karena sudah lama sekali saya terakhir membacanya. Bukunya juga
sudah hilang disita oleh Ibu guru karena teman saya yang meminjamnya dengan ceroboh membacanya saat
jam pelajaran di sekolah dulu. Mungkin buku ini masih tersimpan di perpustakaan SMA saya. Mungkin saja.
Yang terakhir kali saya ingat dalam adegan buku ini adalah bagaimana semua orang jadian dengan gebetan masing-masing lalu merayakannya dengan makan-makan, lalu menyisakan Boim dan Gusur yang belum laku-laku. Alhasil, Gusur memaksa Boim untuk berdandan ala wanita demi makan-makan gratis.
Yang terakhir kali saya ingat dalam adegan buku ini adalah bagaimana semua orang jadian dengan gebetan masing-masing lalu merayakannya dengan makan-makan, lalu menyisakan Boim dan Gusur yang belum laku-laku. Alhasil, Gusur memaksa Boim untuk berdandan ala wanita demi makan-makan gratis.
***
Catatan: Karya-karya ini saya
baca sebelum saya (mencoba) menyelesaikan bacaan-bacaan lain yang lebih berat. Bukan bermaksud meniru atau ingin menjadi orang lain, tapi hanya sekadar ingin tahu. Mungkin
saja tahun depan daftar ini berubah. Sementara, ya beginilah.