Gue selalu suka sama film yang secara detail memperlihatkan sudut-sudut kota. Taken 2 mengambil latar kota Istanbul. Film ini meneruskan cerita pertama yang banyak
berlatar belakang kota Paris.
Film ini adalah
film yang berisi kejam dan absurd-nya penjahat-penjahat dari sebuah kota di utara Albania bernama Tropoje, kota yang mendapatkan travel warning dari pemerintah Inggris, Kanada
maupun Australia ini.
Absurdnya penjahat
kota Tropoje? Well, di awal film sendiri sepertinya Hollywood (representasi Amerika Serikat tentu saja) memang
menunjukkan bahwa mereka tidak henti-hentinya menjadikan diri mereka sebagai pahlawan. Mereka benar, yang lain salah. Jika tahun
90an hingga awal 2000an mereka sibuk merilis film-film dengan orang Vietnam
atau Soviet bahkan makhluk angkasa luar sebagai penjahatnya, kini mereka banyak membuat film-film dengan
kelompok Islam radikal sebagai penjahat. Tipikal steriotip dan propaganda mereka
lah.
Gimana sih jalan ceritanya? Cerita berawal
dari keinginan balas dendam dari orang tua Marko, penjahat yang dibunuh oleh
Bryan Mills (Liam Neeson), seorang pensiunan CIA di Paris ketika kelompok Marko
menculik anaknya, Kim (Maggie Grace). Para penjahat itu berencana akan menculik
Mills, yang bersama Kim dan Lenore (mantan istri Bryan – diperankan oleh Famke
Janssen) sedang berada di Istanbul.
Culik lagi,
culik lagi. Ya memang inilah yang menjadi punchline sentral dari film,
sekaligus pesan kepada kita semua bahwa memang bahaya culik ada dimana-mana. Film ini memang memberi panggung yang teramat besar bagi penculik.
Oh iya, dimana
letak absurd lainnnya dari penjahat-penjahat itu? Pertama-tama adalah sikap dan
karakter lebay dari ayah Marko, yaitu Murad (diperankan oleh Rade Serbedzia,
aktor Serbia bertinggi nyaris 2 meter). Murad, yang adalah bos dari
gangster Albania yang terkenal itu benar-benar digambarkan sebagai villain yang
bengis, amoral dan heartless. Hanya peduli untuk membalas dendam saja.
|
The ruthless Murad |
Sebuah penokohan
villain yang menurut saya sangat klise karena justru film-film Hollywood
belakangan ini sering memberikan karakter menarik dan punya selipan agenda
moral pada kejahatannya [lihatlah karakter liberator mirip Che Guevara dalam
diri Bane di The Dark Knight Rises] alih-alih karakter dangkal ala penjahat
kelas teri seperti Harry dan Marv yang mencuri uang dari pemilik toko mainan
anak-anak di film Home Alone.
Olivier Megaton
sang sutradara maupun Luc Besson sang penulis seperti tidak memberi ruang bagi
penonton untuk bersimpati pada sang penjahat, dan memberikan panggung tunggal
pada seorang Bryan Mills sebagai sosok tangguh yang kebapakan, detail dan
cermat.
Dengan memperlihatkan
Murad bisa dengan mudah melewati penjagaan perbatasan Turki padahal membawa
sekompi penjahat saja sudah terlihat absurd (jika memang ia memberi sogokan,
itupun tidak diperlihatkan). Terlebih Murad berasal dari Tropoje Albania, yang
anak SMP juga tahu kalau Albania tidaklah berbatasan langsung dengan Turki. Ia
harus melewati Kosovo dan Bulgaria lebih dulu, atau melewati jalur selatan yang
berarti Yunani dahulu untuk menuju ke yurisdiksi Turki.
Adegan laughable
lainnya adalah saat para penjahat yang sudah menodongkan pistol kepada Mills dan Lenore masih membiarkan Mills menelpon Kim dan membuat Mills sempat memberikan
instruksi sulit untuk melarikan diri dan bersembunyi di lemari.
Kehebatan Mills-pun
dieksploitasi. Layaknya seorang yang telah melumpuhkan basis gangster ini di kota
Paris seorang diri, Mills diperlihatkan mampu menghapal jalan menuju tempat ia
diculik meski kepalanya ditutup kain berwarna hitam. Mills lalu memandu Kim
untuk menyelamatkan mereka melalui telepon seluler kecil yang ia selipkan di
kaus kakinya.
Taken 2 juga menunjukkan
sisi lain dari Kim, film ini memaksa si cewek girly merayap di dinding dengan
pijakan seadanya, melempar granat, menembakkan pistol, memanjat ke atap, menyetir
ugal-ugalan hingga berlari-lari di atap. Oh iya, tidak lupa kalau Kim (yang
belum lulus ujian mengemudi) atas desakan ayahnya berani menerobos barikade
tentara kedutaan Amerika Serikat yang menembakinya.
|
Kim, si girly yang dipaksa "beraksi" |
“What are you
gonna do, Dad?”
“What I do best.”
Frase “like
father like daughter” coba dijejalkan dalam film ini ketika lebih banyak orang
mengenal frase “like father like son.” Hubungan Bryan dan Kim memang
digambarkan tidak harmonis karena semasa bekerja, Bryan tidak pernah memiliki
waktu dengan Kim. Bryan-pun bercerai dengan Lenore. Oke, gambaran broken home
dan romansa hubungan roller-coaster antara ayah dengan anak ini mengingatkan
gue pada film Die Hard. Lucy, Holly dan John McClane. If you know what I mean.
Sudut-sudut kota
Istanbul yang klasik dan selat Bosporus yang cantik itu adalah pemandangan
menarik yang memberikan kesan tersendiri saat menyaksikan film ini, sebuah
intermezzo apik dari dominasi adegan full thrilling. Keseharian orang Istanbul
yang dulunya pernah dikuasai oleh Imperium Romawi dan Khalifah Utsmani, juga
tergambar lewat potongan-potongan kegiatan di pasar, suara adzan, Blue Mosque
hingga pengamen buta.
Dan seperti di
seri pertamanya, Mills memang terlalu kuat bagi gerombolan penjahat itu,
berapapun jumlah mereka, apapun senjata mereka. Mills terlalu taktikal, terencana, cerdas, cekatan, kuat sekaligus tampak seperti lebih tangguh dibanding Jason
Bourne. Musuh yang paling kuat, yaitu tangan kanan Murad (lupa namanya siapa)
juga relatif terlalu mudah untuk dihabisi Mills.
Selanjutnya,
kedangkalan karakter Murad diperlihatkan puncaknya ketika ia coba menembak
Mills dari belakang, dan sudah tertebak bahwa pistol itu telah dikosongkan pelurunya
oleh Mills. Seperti ending predictable yang tidak klimaks.
Padahal tadinya saya
berharap Mills dibawa ke Tropoje. Film ini bisa jauh lebih baik lagi sebenarnya.
Tidak lupa, film
ini seperti dibiarkan menggantung oleh perkataan Murad bahwa anak-anaknya yang
lain kelak akan membalaskan dendamnya. #kode banget nih bakal ada Taken 3.
Entah perasaan
gue atau bukan, bahwa Jamie (diperankan oleh Luke Grimes), kekasih Kim adalah
anggota komplotan Murad dengan perawakan unshaven dan lusuhnya. Semakin yakin
saja bahwa akan ada sekuel ketiga dari film ini.
Kesimpulan: untuk
kategori aksi, film ini menghibur dan menyenangkan untuk ditonton. Lupakan
klise dan abaikan stereotipnya.
Tebak-tebakan untuk Taken 3:
Nanti si Jamie ternyata beneran komplotan Albania itu. Dia emang sengaja memacari Kim karena agenda terselubung, yaitu penculikan. Timbullah konflik ayah-anak lagi di sekuel ini. Nantinya baru deh Kim diculik dan dibawa ke Tropoje.
Di situlah film selesai, entah endingnya mau bagaimana.