Senin, 04 April 2016

Truk Gandeng



Mengapa ajang-ajang besar olahraga diadakan secara empat tahunan? Bukan tiga, dua atau malah setiap tahun? Kalau membaca sejarahnya, mungkin akan terasa membosankan, tapi kurang lebih alasannya adalah karena sudah tradisi. Olimpiade sebagai kejuaraan olahraga antarnegara tertua di dunia sudah menggunakan format empat tahunan ini, yang kemudian turut diadopsi oleh kejuaraan-kejuaraan sepak bola dunia seperti Piala Dunia, dan kejuaraan antarbenua lainnya.

Empat tahun dirasa cukup ideal untuk mempertemukan lagi atlet-atlet yang bertanding. Dalam waktu empat tahun, rasa penasaran yang timbul sudah mencapai puncak, keinginan untuk menjadi juara sudah menggebu-gebu, dan persiapan sudah sangat matang. Kejuaraan yang seru dan kompetitif adalah hal yang dicari, yah meskipun dalam rentang empat tahun sudah pasti akan banyak yang berubah. Pelatih berubah, anggota tim berganti.

Kebetulan, empat tahun juga menjadi rentang waktu yang paling lama bagi saya untuk bekerja di sebuah perusahaan. Di tempat kerja saya yang sebelumnya, saya bertahan selama empat tahun tiga bulan. Pada hari-hari terakhir di sana, saya sudah merasakan kejenuhan luar biasa dan kehilangan motivasi bekerja. Saya merasa mentok, tidak dapat berkembang dan ujung-ujungnya sudah tidak betah.

Saya kemudian pindah ke tempat kerja sekarang, dan tanpa terasa kini sudah empat tahun saya bekerja di sini. Cukup lama, dan ternyata sekarang saya mulai dihantui perasaan yang sama seperti saat tahun terakhir di kantor lama.

Bosan. Mentok.

"Ku jemu dengan hidupku
Yang penuh liku-liku.."

"Kerja keras bagai kuda
Dicambuk dan didera
Semua tak kurasakan
Untuk mencari uang"

"Kurasa berat... kurasa berat
Beban hidupku..."

"Ku tak tahu... ku tak tahu
Ku jemu!"

Kali ini tentu saja situasinya berbeda. Banyak kesempatan memang, tapi pertimbangannya juga banyak. Sudah terlalu banyak perubahan dalam empat tahun ini, dan perubahan-perubahan ini ternyata membuat saya semakin sulit bergerak. Ibarat mobil, saya sudah bukan lagi mobil sedan yang bisa seenaknya melaju, mengerem, berbalik arah atau mencoba-coba jalan yang baru. Saya kini sudah seperti truk gandeng yang lamban, yang muatannya banyak dan berat, yang hanya bisa melewati jalan tertentu, yang tujuannya sudah ditetapkan oleh majikan...

Oke, itu pembahasan yang berbeda..