Rabu, 05 September 2012

That Historical Night


I’ll never forget that night. Last Friday, 31st August 2012 when I met those cool guys.

Singkat aja, gue ketemu sebagian besar orang yang sebelumnya hanya bisa gue jumpai di timeline twitter atau di tulisan-tulisan brilian mereka. 10 orang dengan passion sama dengan gue, passion pada sepak bola. Mereka membuat gue memahami sepak bola lebih baik, dari semula gue yang hanya sebagai suporter klub AC Milan.

Dulu, gue marah saat AC Milan dicela, kecewa berlebih saat AC Milan kalah. Sekarang gue jadi tau kalo sepak bola lebih dari itu, dan gak ada gunanya sama sekali bersikap segitunya terhadap klub sepak bola Eropa nun jauh disana, yang gak ada hubungan apapun dengan kita.

“Sepak bola itu universal, bukan hanya untuk satu atau dua kelompok.” Begitulah seharusnya.

Salah seorang dari mereka pernah berkata
“Sok bela-belain mereka, emang lo udah pernah nonton langsung di stadionnya?”
"Ribut amat ngebelain klub Eropa, udah gitu cuma bisa ribut di twitter."

Sangat menyenangkan saat sepak bola menyatukan orang dengan berbagai latar belakang. Kami berbeda usia, pekerjaan, style berpakaian, selera makan. Tapi saat berbicara sepak bola, kami sama.

Kami bukanlah kelompok suporter klub tertentu, kami bukanlah sekumpulan orang yang dengan konyol beradu fisik dan argumen tentang klub favorit kami di benua Eropa yang jauh disana.

Lebih jauh, kami bukanlah kelompok Jenggala ataupun Bakrie, bukan pro ISL atau IPL, bukan juga pro PSSI atau KPSI. Kami bebas kepentingan.
Kami bertemu bukan untuk saling bertukar keluhan, bukan untuk ngomongin bos, bukan untuk ngomongin pekerjaan, bukan untuk saling pamer gadget.


Kami bertemu hanya untuk membicarakan sepak bola. Kami hanya pecinta sepak bola.